MEWUJUDKAN KAWASAN BEBAS ASAP ROKOK DENGAN PEMBUATAN POJOK ROKOK DI DESA SIAMPORIK DOLOK
Abstract
ABSTRAK
Sebagian besar warga Masyarakat di Indonesia Salah satu penyumbang kematian terbesar yang sulit dicegah di lingkungan masyarakat adalah rokok. Rokok adalah permasalahan kesehatan dalam skala global. Tujuan : Diharapkan dengan adanya Pojok Rokok masyarakat tidak lagi merokok dalam ruangan atau dalam rumah. Sehingga dapat mengurangi bahaya asap rokok bagi perokok pasif Metode : Metode yang di lakukan adalah dengan melaksanakan penyuluhan di 4 titik warung-warung kopi yang ada di Desa Siamporik Dolok yaitu warung tersebut di jadikan tempat pojok rokok bagi seluruh masyarakat yang merokok di Desa Siamporik Dolok. Hasil : Hasil evaluasi penyuluhan tentang pojok rokok ini didapatkan adanya perbedaan pengetahuan masyarakat antara sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan tentang bahaya merokok di sembarang tempat dan di dapatkan adanya perubahan perilaku dari masyarakat. Kesimpulan :Warga paham tentang bahaya asap rokok bagi orang lain yang ada di sekitarnya (perokok pasif), warga bersedia menerapkan hal tersebut dengan merubah perilaku buruk tersebut serta berkomitmen mewujudkan KBAR (Kawasan Bebas Asap Rokok) dengan memanfaatkan Pojok Rokok.
ABSTRACT
Most people in Indonesia One of the biggest contributors to death that is difficult to prevent in society is smoking. Smoking is a health problem on a global scale. Objective: It is hoped that with the existence of a Cigarette Corner, people will no longer smoke indoors or at home. So that it can reduce the dangers of cigarette smoke for passive smokers. Method: The method used is to carry out outreach at 4 coffee shops in Siamporik Dolok Village, namely these stalls are used as cigarette corners for all people who smoke in Siamporik Dolok Village. Results: The results of the evaluation of the outreach regarding cigarette corners showed that there was a difference in community knowledge between before and after the outreach activity about the dangers of smoking in any place and a change in behavior from the community was found. Conclusion: Residents understand about the dangers of cigarette smoke for other people in the area. surrounding areas (passive smokers), residents are willing to implement this by changing this bad behavior and are committed to realizing a KBAR (Smoke Free Area) by utilizing the Cigarette Corner.
Keywords:
Pojok Rokok, Perokok, PenyuluhanDownloads
References
Kemenkes RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
RAHIM, Fitri Kurnia, et al. (2023). Peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi (KAP) pada kader sebagai strategi menurunkan perilaku merokok. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6.3: 574-585.Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6.3: 574-585.
Rofiki, I., & Famuji, S. R. R. (2020). Kegiatan Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan untuk Membiasakan PHBS bagi Warga Desa Kemantren. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(4), 628–634.https://doi.org/10.31849/dinamisia.v4i4.3992
Salawati, T., Larasaty, N. D., & Sucipto, M. R. (2023). Edukasi Program Kawasan Tanpa Rokok Dalam Mewujudkan “Kampus Sehat Bebas Asap Rokok “. Jurnal Inovasi Dan Pengabdian Masyarakat Indonesia, 2(3), 23-25.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Miftahul Ulya Ulya, Mila Arsila, Putri Wahyuni, Mirna Hari navlin, Misba Dongoran
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) © 2019 by Universitas Aufa Royhan is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International that allows others to share the work with an acknowledgment of the work’s authorship and initial publication in this journal.